Judul buku : Merajut Kebersamaan dalam Keragaman
Editor : Denny Mizhar dan Hasnan
Bachtiar
Penerbit : ReSIS Literacy
Cetakan I : Maret 2010
Tebal : 191 halaman
Peresensi : Muhammad Rajab
Tidak
dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari
berbagai macam etnis, bahasa, budaya, golongan bahkan agama. Atau singkatnya
bisa disebut sebagai negara multikultur.
Keragaman tersebut tak jarang menimbulkan respon dan sikap negatif di
tengah-tengah masyarakat. Sehingga memacu terjadinya berbagai macam konflik,
baik konflik batin maupun konflik fisik.
Indonesia
yang sangat kaya dengan budaya tersebu memang sangat rentan terhadap konflik
dalam proses intraksi budaya, jika pemahaman akan keragaman tidak tertanam
sejak dini. Karena dalam kenyataannya yang obyektif, perbedaan warna kulit
sering menjadi pemicu kesalahpahaman. Tidak hanya permasalahan warna kulit,
persoalan bahasa, kesukuan, budaya juga menambah komleksitas fakta keragaman.
Munculnya
berbagai macam respon sikap atas keragaman ini memang sudah sangat mungkin terjadi
dalam masyarakat. Karena memang, sifat dan karakter seseorang berbeda dengan
orang lain. Namun demikian, bukan berarti sikap negatif tersebut tidak bisa
dikendalikan. Banyak cara yang bisa digunakan untuk merajut sebuah kebersamaan
dan persatuan. Salah satunya menurut buku ini adalah dengan melalui pendidikan.
Atas
dasar itulah, nilai-nilai toleransi atas keragaman identitas itu penting untuk
ditanamkan pada masyarakat. Proses penanaman nilai ini bisa dilakukan melalui
melalui agenda pendidikan lintas budaya (multikultur). Karena melalui
pendidikan, pembentukan manusia bermula. Dalam pendidikan, anak didik
diupayakan benar-benar mengerti betapa Islam merupakan agama yang rahmatan
lil’alamin. (hal.ix)
Yonki
Karman menilai pendidikan lintas budaya merupakan sebuah konsep cemerlang untuk
meredam konflik dan memupuk perdamaian. Pendidikan lintas budaya tersebut
merupakan sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan
persatuan kepada peserta didik. Bukan pendidikan yang mengajarkan kebanggaan
terhadap golongannya sendiri-sendiri dan menjelekkan golongan lain yang berbeda
dengan dirinya. Pasalnya, tak jarang kita menemukan lembaga pendidikan yang
terlalu mengajarkan fanatisme terhadap golongannya.
Pendidikan
memiliki peran penting dalam mentransormasikan nilai-nilai kebersamaan,
toleransi, saling menghargai, lebih-lebih pendidikan agama. Karena agama adalah
kepercayaan yang dianut dan diyakini menjadi landasan hidup dalam
bermasyarakat. Pendidikan agama dapat dijadikan sebagai media penyebaran
strategis demi terciptanya harmoni dalam perbedaan.
Asumsi
mendasar buku ini menjelaskan mengapa pendidikan memegang peranan penting
adalah bahwa anak merupakan investasi masa depan yang akan meneruskan
perjuangan bangsa. Untuk itu nilai-nilai kebersamaan dan toleransi dalam
bermasyarakat perlu ditekankan kepada seluruh peserta didik, baik itu dalam
keluarga maupun sekolah.
Tidak
salah kalau Ki Hajar Dewantara mengatakan, bahwa salah satu asas pendidikan
adalah asas kemerdekaan. Pemaknaan kemerdekaan dalam konteks ini adalah
bagaimana sebuah bangsa tidak memperjuangkan kepentingan-kepentingan pribadi
maupun golongan.
Menurut
Paulo Freire, bahwa tujuan pendidikan sebenarnya adalah memanusiakan manusia.
Artinya bagaimana seorang manusia diharapkan melalui pendidikan bisa melihat
dan menilai manusia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak pandang apakah
manusia tersebut berbeda dengan kita, baik secara budaya, bahasa, bahkan agama.
Penanaman
akan pentingnya kebersamaan dalam perbedaan hendaknya menjadi prioritas
pendidikan saat ini. Pasalnya, saat ini Indonesia benar-benar membutuhkan
generasi yang benar-benar mampu menghadapi banyaknya perbedaan. Karena arus globalisasi
tidak menutup kemungkinan akan membawa dampak terhadap munculnya berbagai macam
paham dan golongan.
Buku
ini berusaha menjelaskan bagaimana menanamkan nilai-nilai toleransi dan
kebersamaan kepada peserta didik. Menariknya, buku yang diedit oleh Denny
Mizhar dan Hasnan Bachtiar ini juga memuat kisah-kisah inspiratif yang bisa
dijadikan contoh penerapan kebersamaan dan persatuan dalam keberagaman hidup.
Pada
intinya buku ini kita untuk melihat perbedaan dan keragaman secara positif,
seperti sebuah taman, akan terasa indah jika dihuni oleh bumi beraneka warna.
Demikian pula kehidupan. Di luar perbedaan itu semua manusia adalah sama.
Sejumlah cerita yang telah disajikan buku ini terkadang membuat kita tersenyum
dan merenung. Sehingga buku ini sudah
selayaknya menjadi rujukan para guru khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kOMENTAR ANDA