Oleh:
Muhammad Rajab*
Fenomena kekerasan antarumat agama
akhir-akhir ini menjadi perbincangan menarik di berbagai media. Di berbagai
penjuru dunia, termasuk di Indonesia konflik antarsesama umat beragama masih
terjadi. Kondisi ini tentu dapat menggaggu stabilitas sosial dan kekhusuan
dalam beragama.
Islam sebagai agama yang hanif tidak
menghendaki terjadinya aksi kekerasan. Karena kekerasan hanya akan merusak
hubungan yang harmonis antarsesama serta dapat merusak tali silaturrahim.
Padahal Allah SWT telah mengisyaratkan dalam al-Quran bahwa dalam hidup kita
harus mampu membangun hubungan baik dengan Allah (hablumminallah) dan
hubungan baik dengan manusia (hablumminannas).Allah berfirman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ
الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ
وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ
ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
“Mereka
diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas.” (QS. Ali Imran: 112)
Saat
ini Citra umat Islam, khususnya di Indonesia. Stigma negatif terhadap umat Islam
ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Agama yang dibawa Nabi Muhammad
ini sama sekali tidak mengajarkan kekerasan terhadap umatnya. Islam adalah
agama yang harmonis, cinta damai, dan sangat menghargai perbedaan, sekalipun
beda agama.
Dalam beberapa ayat al-Quran telah
banyak dijelaskan bahwa Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia
untuk memilih agama dan keyakinan mereka. Perintah dakwah dalam al-Quran tidak
memaksakan da’i (orang yang berdakwa) untuk memaksa mad’u (orang
yang didakwahi) untuk mengikuti ajakan tersebut, apalagi sampai menggunakan
kekerasan. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman: “Kewajiban
Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu
tampakkan dan apa yang kamu sembunyikan,” (QS.
al-Maidah: 99)
Ayat di atas sudah jelas bahwa tugas
seorang rasul dan para da’i adalah menyampaikan risalah Allah SWT tanpa disertai dengan
pemaksaan dan kekerasan. Abu Ja’far menjelaskan yang termaktub dalam kitab
tafsir at-Thobari bahwa ayat di atas mengemukakan tentang kewajiban seorang
rasul yang hanya menyampaikan saja, jika orang yang diajak menerima dan ta’at
maka Allah akan memberi pahala baginya, tapi jika mereka berma’siat
(mengingkari) maka Allah akan memberikan adzabnya kepada mereka.
Dalam perjalanan sejarah Rasulullah
SAW bisa kita lihat bahwa Nabi dalam berdakwah tidak pernah menggunakan
kekerasan. Beliau lebih mengedepankan cinta kasih serta saling menghormati
tanpa ada pemaksaan. Ketika Rasulullah SAW pertama kali hijrah ke Madinah,
beliau mampu mempersatukan dua suku besar yang saling bermusuhan yakni Suku Auz
dan Suku Khazraj. Dengan bersatunya dua suku besar Madinah ini kemudian banyak
di antara mereka yang kemudian masuk Islam.
Terlepas apakah fenomena terorisme
adalah propaganda Yahudi atau tidak, Islam sangat menjunjung perdamaian. Islam
sebagai agama agung yang diridhoi Allah SWT membawa misi sesuai dengan misi
kemanusiaan. Bukti lain yang menguatkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan
lil’alamin adalah Islam telah mampu menghapus perbudakan dan penindasan
yang terjadi pada zaman jahiliyah. Salah satu kebiasaan masyarakat jahiliyah
yang tidak manusiawi adalah mengubur bayi perempuan mereka hidup-hidup, yang
kemudian Islam datang mampu menghapus semua tindak kebejatan tersebut.
Menghargai
Perbedaan
Kasus-kasus kekerasan atas nama
agama yang saat ini marak terjadi itu sama sekali tidak mencerminkan
nilai-nilai Islam. Islam sebagai agama yang agung telah memberikan isyarat kepada
manusia dalam al-Quran untuk menghargai perbedaan dan menjalin hubungan baik
dengan orang lain termasuk dengan yang beda agama sekalipun jika mereka (orang
non muslim) tidak memerangi kita. Dalam al-Quran Allah menjelaskan, “Kecuali
orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan
kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu
sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya.
Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap
kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan
tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak
memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. (QS.
an-Nisa’: 90)
Ayat lain yang mengemukakan tentang
perlakuan baik dan adil kepada orang-orang non muslim adalah, “Allah tidak
melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.
al-Mumtahanah: 8).
Isyarat al-Quran tersebut memberikan
gambaran kepada kita bahwa Islam adalah agama yang sangat menghormati
perbedaan. Dalam al-Quran surat
al-Kafirun ayat 1-6 adalah gambaran betapa Islam memberikan kebebasan kepada
umat manusia untuk menghargai perbedaan keyakinan. Hal ini tidak lain hanya
untuk menebarkan sebuah kedamaian di muka bumi ini, karena Islam adalah rahmatan
lil’alamin.
Sikap saling menghargai dan saling menghormati
sama lain tersebut akan mendukung terwujudnya misi perdamaian dan keharmonisan
yang dijunjung oleh Islam. Misi mulia Islam ini telah dicontohkan oleh
Rasulullah dan para sahabat pada masanya dahulu. Suatu hari ketika setiap kali
Rasulullah SAW berangkat ke masjid beliau selalu diludahi oleh salah saorang
kafir Quraisy. Namun pada hari keempat Rasulullah SAW mendapatinya tidak ada
yang meludahi lagi, kemudian beliau bertanya kepada para tetangganya tentang
orang tersebut. Ternyata dia sakit, dan kemudian orang yang pertama kali
menjenguk orang tersebut adalah Rasulullah. Berkat kelembutan hati Rasulullah
SAW itulah orang tadi menyatakan masuk Islam.
Dengan demikian, sudah semestinya umat Islam
saat ini memahami kembali tentang misi Islam yang sesungguhnya agar terhindar
dari tindak-tanduk kekerasan. Karena dengan ini agama Islam sebagai rahmatan
lil’alamin akan terwujud di muka bumi ini. Wallahu a’lam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kOMENTAR ANDA