Jumat, 20 Maret 2009

IDEALISME KAUM MUDA

Oleh: Muhammad Rajab

Abstrak

Indonesia is confronted by moral crisis, economic crisis, social crisis and political crisis. All of the crisis have broken all of Indonesian system and civilization. Indonesia need to young generation has good idealism, intellectual and moral strength to improve the condition. And the way to make it is construction of the young man moral. It’s to prepare their self from threat of globalization and modernization.

Ir. Soekarno pernah mengatakan, “berikan aku sepeuluh pemuda akan aku rubah dunia,”. Ungkapan ini seakan menjadi obat penyubur semangat bagi kaum muda untuk lebih mengoptimalkan potensi yang dimilikinya demi terciptanya perubahan sosial dan politik ke arah yang lebih baik. Ungkapan serupa juga dikatakan dalam pepatah, “pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”.
Melihat dua uangkapan di atas bisa disimpilkan bahwa ternyata pemuda mempunyai satu kekuatan yang tidak dimiliki oleh selainnya. Kekuatan itu terdapat dalam pikirannya yang cemerlang dan fisiknya yang kuat serta suaranya yang lantang. Oleh karena itu maka tak salah kalau ada yang mengatakan kalau pemuda suatu bangsa baik maka baiklah bangsa tersebut. Akan tetapi sebaliknya, apabila pemudanya rusak maka rusaklah bangsa tersebut.
Secara historis telah dibuktikan betapa kaum muda mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial dan politik suatu negara. Soekarno dengan ideologi Nasakom-nya dirobohkan oleh kaum muda. Soeharto dengan keoteriteran dan kediktatorannya juga dapat diruntuhkan oleh kaum muda.
Idealisme kaum muda mempunyai kekuatan yang luar biasa. Hal itu karena disokong dengan semangat yang kuat dari dalam dirinya serta pikirannya yang terus menerus realitas yang terjadi di sekitarnya. Dari situlah timbul suatu hasrat untuk merubah keadaan sosial dan politik yang melenceng dari nilai-nilai humanisme dan moralitas.
Dalam perspektif psikologis juga diakui bahwa pemuda atau masa dewasa merupakan satu masa yang matang, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini juga merupakan faktor pendorong mengapa pemuda atau kaum muda bisa selalu bersemangat dalam mempertahankan idealismenya, tak pandang apakah ia bentrok dengan penguasa ataupun tidak. Hal ini merupakan tuntutan psikologis yang ada dalam dirinya.
Jika melihat realitas sosial dan politik di Indonesia saat ini, kita akan menemukan berbagai macam permasalahan dan problematika yang terjadi di dalamnya. Mulai dari permasalahan moral, pendidikan, sosial dan ekonomi atau yang bisa kita sebut dengan krisis multidimensi. Krisis yang sudah lama menggerogoti jantung bangsa dan sampai saat ini masih belum dapat terselesaikan.
Berbagai macam permasalahan yang saat ini sedang melanda negeri ini membutuhkan suara serta pikiran jernih dan cemerlang dari para pemuda bangsa. Pemikiran dan ide-ide tersebut diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada bangsa bagaimana supaya bisa keluar dari permasalahan tersebut. Tentunya tidak cukup berhenti di situ, namun terus dilanjutkan hingga pada tataran aplikatif. Banyak bicara tanpa aksi juga tidak bagus. Sehingga dengan demikian, selain mengeluarkan ide-ide yang cemerlang pemuda bangsa juga dituntut untuk bertindak konkrit dalam kehidupan nyata.
Realitas yang terjadi saat ini banyak sekali orang yang pandai mengumbar janji-janji untuk mengubah peradaban bangsa menuju yang lebih baik, mulai dari perbaikan pembangunan, perbaikan ekonomi, peningkatan status sosial dan lain sebagainya. Namun, pada kenyataannya semua itu palsu dan tidak dapat dibuktikan dengan tindakan nyata.
Selain itu, para calon pemimpin kita cenderung lebih mengedepankan kepentingan politiknya dibandingkan dengan kepentingan-kepentingan yang lain seperti kesejahteraan masyarakat. Masyarakat hanya menjadi bulan-bulanan mereka untuk mendukung partai politiknya. Mereka di-iming-imingi uang hanya agar mereka mau mendukung parpolnya. Politik seakan menjadi barang dagangan yang bisa diperjualbelikan, politik diiklankan di berbagai media dan di jalan-jalan seperti produk yang baru keluar dari pabrik. Apa jadinya kalau politik sudah dibisniskan?.
Kenyataan tersebut merupakan salah satu gambaran akan buruknya kondisi bangsa. Belum lagi kalau ditinjau dari pendidikannya. Banyak di antara masyarakat kita, khususnya orang-orang yang menengah ke bawah, mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Bobroknya moral bangsa merupakan implikasi dasi buruknya pendidikan dan politik Indonesia. Memang ironis, tapi itulah kenyataan yang terjadi.
Pemuda bangsa saat ini mempunyai tugas berat di atas pundaknya. Yaitu bagaimana bisa mengeluarkan bangsa dari krisis multidimensi yang saat ini sedang menimpa negeri. Tugas ini bukanlah tugas mudah yang bisa diselesaikan dalam sekejap mata. Namun demikian, kaum muda tidak perlu cemas, semua bisa asalkan ada niat yang kuat dalam dada untuk menyelematkan bangsa dari kebobrokan.
Cita-cita bangsa sebagaimana yang telah diamanatkan pancasila khususnya sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab harus terus diperjuangkan oleh kaum muda. Selama ini cita-cita tersebut hanya menjadi goresan pena di atas kertas dan dijadikan hiasan dinding semata, karena realitas menunjukkan bangsa saat ini sungguh melenceng dari nilai-nilai humanitas dan moralitas.
Sebagai salah satu indikatornya, maraknya permusuhan dan gontok-gontokan antargolongan, merajalelanya kemiskinan, hilangnya keadilan dan lain sebagainya. Semua itu merupakan bukti konkrit bahwa pemimpin kita masih belum bisa merealisasikan cita-cita bangsa tersebut. Padahal suatu bangsa bisa dikatakan makmur, jaya dan beradab apabila moral, ekonomi dan sosial bisa terbangun di tengah-tengah masyarakat.
Untuk mengentaskan permasalahan-permasalahan tersebut kaum muda dituntut untuk mempunyai idealisme dalam menciptakan masyarakat yang makmur dan sejahtera serta bermoral. Dan tentunya yang perlu dibangun lebih dulu adalah bagaimana menguatkan idealisme dan sikap kaum muda sebagai antisipasi ketika terjadi goncangan-goncangan yang dahsyat dalam perjalanannya.
Adapun untuk membentuk dan menciptakan idealisme kaum muda diperlukan pembinaan dan pengkaderan secara khusus untuk kaum muda. Ini dimaksudkan supaya menjadi bekal baginya untuk menghadapi ancaman serta tantangan globalisasi dan moderenisasi di era yang akan datang.