Rabu, 01 Agustus 2012

Misteri di Balik Tenggelamnya Matjan Tutul


Dimuat di Rimanews.com, 17/06/2012
Judul buku        : Konspirasi di Balik Tenggelamnya Matjan Tutul
Penulis              : Julius Pour
Penerbit            : Buku Kompas
Cetakan           : 2011
Tebal                : 290 halaman
Peresensi          : Muhammad Rajab*

            Insiden  di tengah Laut Arafuru Maluku yang lantas populer sebagai peristiwa tenggelamnya Kapal Repubilk Indonesia (KRI) Matjan Tutul mengait beragam persoalan dengan latar belakang yang sangat luas.  Lebih dari sekedar amburadul-nya jalur komando dalam Angkatan Bersenjata pada waktu itu, tetapi juga karena pemimpin politik ternyata sering mendesakkan kebijakan pribadi, yang bisa saja justru memotong rencana taktis dan teknis dari pemimpin militer.
Pertempuran yang berlangsung 15 Janari 1962 itu berakhir dengan sangat mengenaskan. KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, dan KRI Harimau terpaksa menghadapi tiga kapal perang Belanda yang jauh lebih besar dan perkasa; Eversten, Kortenaer, dan Utrecht. KRI Matjan Tutul yang ditumpangi Komodor Jos Soedarso dibombardir oleh armada laut Belanda yang didukung pesawat terbang Neptune dan Firefly. Hal inilah yang menyebabkan tenggelamnya KRI Mactjan Tutul, berikut gugurnya Komodor Josaphat (Jos) Soedarso bersama 28 anak buahnya secara kesatrian dan gagah berani, sementra dua kapal lainnya selamat. Menurut catatan Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, KRI Matjan Tutul tenggelam pukul 21.40 waktu setempat, pada lokasi 04.49 00 selatan-135.02 00 S. (hlm. 157)
Menurut kesaksian Kelasi Njoman Toja – seorang saksi mata –, bahwa sebelum Matjan Tutul tenggelam, Njoman melihat Komodor Jos segera mengambil corong radio serta memberi perintah, “kobarkan semangat pertempuran.” Setelah perintah tersebut keluar , kapal segera diamuk api, lidah api menjilat ke semua arah. Komodor Jos berusaha merayap, masuk ke ruang komando dan tidak pernah keluar lagi, karena kemudian terjadi ledakan dahsyat. Sebuah api raksasa langsung memancar, dan Matjan Tutul sudah mulai terlihat miring yang akhirnya kemudian tenggelam. (hlm. 156)
Berdasarkan catatan dalam buku ini, sebenarnya Ketiga kapal perang RI dan awaknya itu tidak disiapkan untuk menghadapi kemungkinan pertempuran. Operasi infiltrasi ke Irian Barat oleh Angkatan Laut RI adalah sebuah misi rahasia. Karenanya, aksi Satuan Tugas Chusus atau STC-9 di bawah komando Kolonel (Laut) Sudomo itu sengaja dilakukan diam-diam, di tengah malam buta.
Namun, kenapa armada kapal perang Belanda tiba-tiba muncul mencegat, membuat pertempuran laut di tengah malam itu tak bisa dihindari?. Penjelasan paling logis, informasi rencana operasi rahasia itu bocor, sehingga AL Belanda bisa mengendus rencana infiltrasi ini. Mungkin ada benarnya sinyalemen yang disampaikan Komandan Kontingen Indonesia Kolonel Soedarto, ”…ada pengkhianatan tingkat tinggi.”
Buku yang ditulis oleh Julius Pour ini mengungkap berbagai misteri di sekitar pertempuran Laut Arafuru, termasuk soal tokoh yang disebut-sebut sebagai pengkhianat. Apa alasan Komodor Jos Soedarso ikut serta dalam operasi taktis itu? Apa peran Kolonel (Udara) Omar Dani? Apa pula peran Deputi Operasi Kepala Staf Angkatan Udaran (KSAU) dan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Kolonel Moersjid dalam STC-9?. Semua itu adalah misteri. Untuk itu dengan bahasa yang mengalir buku ini memberikan beberapa gambaran yang mengalir untuk membantu menemukan jawaban misteri tersebut.
*Peresensi adalah
Muhammad Rajab, Penikmat buku tinggal di Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA