Senin, 07 Desember 2009

MENGAPA PIRANTI KOGNITIF TIDAK BISA DIGUNAKAN SAAT UJIAN?


Tugas Media Pembelajaran Tarbiyah 2007
Oleh: Muhammad Rajab
nim : 07110037
Piranti kognitif merupakan satu alat yang dapat membantu kelancaran proses belajar siswa di sekolah. Misalnya seperi kalkulator, internet, kamus dan lain sebagainya. Namun yang menjadi permasalahan adalah kenapa piranti kognitif tersebut ketika ujian tidak boleh digunakan?
Alasan sebagian pengajar atau guru dan penguji adalah untuk menguji kemampuan kognitif siswa. Alasan ini sudah umum disampaikan oleh para guru. Bahkan di Universitas pun hal ini terjadi. Mungkin di satu sisi bias dibenarkan, karena hal itu benar-benar untuk menguji otak siswa tanpa alat bantu. Yang pada intinya lebih mengandalkan pada hafalan.
Pada hakekatnya memang evalusi dalam pembelajaran sangat penting. segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
 Membuat kebijaksanaan dan keputusan
 Menilai hasil yang dicapai para pelajar
 Menilai kurikulum
 Memberi kepercayaan kepada sekolah
 Memonitor dana yang telah diberikan
 Memperbaiki materi dan program pendidikan
Dr. Muchtar Buchori Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada dua yaitu :
 Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka waktu tertentu
 Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selam jangka waktu tertentu tadi.


Fungsi evaluasi bagi siswa
Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :
a. Hasil bagi siswa yang memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.
b. Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa

Fungsi evaluasi bagi guru
 Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
 Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.
 Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.
 Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.
Dengan demikian, wajar kalau piranti kognitif tidak diperbolehkan digunakan ketika ujian. Sebab, dengan itu guru atau sekolah berharap benar-benar ingin mengetahui kemampuan siswa secara kognitif. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah evaluasi semacam ini hanya akan menyentuh aspek kognitif saja, padahal pilar-pilar pendidikan menurut Bloom adalah kognitif, afekti, dan psikomotorik. Hal ini juga telah dijelaskan dalam Undang-Undang Sikdisnas No. 20 tahun 2003.