Rabu, 01 Agustus 2012

Jalan Terjal Menuju Kebahagiaan Hidup


Dimuat di Koran Jakarta, 14 Juli 2012

Semua yang ada di sekitar lingkungan bisa menjadi pelajaran berharga, termasuk novel. Novel yang baik dan menarik bisa membuat orang menangis terharu, tersenyum sendiri, tobat, bahkan mampu membakar semangat seseorang. Itulah novel Bunga-Bunga Kertas ini.

Dalam novel sederhana ini, terdapat pelajaran hidup yang sangat berharga. Ceritanya mengandung banyak nilai inspiratif untuk membangkitkan semangat hidup setelah mengalami "luka" yang dalam. Bisa dipastikan bahwa setiap orang pernah tidak disenangi yang membuatnya resah dan gelisah, bahkan frustrasi. Yang paling parah ialah mengakhiri hidupnya dengan tragis alias bunuh diri karena tak mampu mengatasi kesulitan hidup.

Novel Khusnul Khotimah ini mengandung pelajaran berharga cara menyembuhkan luka dan derita tersebut serta membalikkannya menjadi sebuah kebahagiaan. Ada tiga pesan utama yang bisa menyembuhkan kesedihan, yaitu cinta, ketegaran, dan kesabaran (hlm 283).

Hal ini terlukis dalam kisah Bunga -nama tokoh utama- novel ini yang mengalami penderitaan luar biasa sehingga hampir putus asa. Keadaan itu lalu dilukiskan dalam judul novel ini Bunga-Bunga Kertas, yang berarti walaupun tampak indah, kenyataannya bukanlah bunga sungguhan yang bisa memberi keharuman. Dalam kondisi demikian, datanglah cinta yang tumbuh di antara Bunga dan seorang pria yang kemudian menikahinya. Kehadirannya membuat semua berubah dan dia tegar kembali. Pada akhirnya dia bahagia.

Alkisah, bermula ketika kekaguman Bunga terhadap sosok ayahnya menguap dan berubah menjadi kebencian karena mendengar niat ayah untuk menikahi tante Siska, teman lamanya. Ia pun memilih pergi untuk meninggalkan rumah. Nahas, niatnya untuk menenangkan diri justru mendatangkan masalah baru. Ia diperkosa Ardi, pria yang sudah beristri. Bunga kemudian harus menikah paksa secara kontrak dengan Ardi (hlm 119-123).

Belum kering luka hatinya, wanita berusia 19 tahun itu harus kembali menahan perih ketika mendapat kabar bahwa ibunya meninggal. Ia pun terpaksa menyaksikan pernikahan ayahnya dengan tante Siska seorang diri. Kehamilan dan pernikahan paksanya dengan Ardi membuat Bunga memutuskan untuk meninggalkan rumah lagi. Kali ini, ia bertekad memulai hidupnya sendiri bersama calon anaknya.

Namun, masalah sepertinya tak henti mengejar Bunga. Luka hatinya kembali tergores ketika mengetahui ayahnya hilang ingatan akibat kecelakaan. Akhirnya tante Siska menguasai seluruh harta keluarganya. Di tengah keterpurukannya, seorang pria bernama Azwar datang mengulurkan tangan dengan seulas senyuman hangat, menariknya kembali untuk berdiri tegak menatap masa depan.

Azwar adalah kakak teman lamanya, Nabilla. Bunga mengenalnya lewat Nabilla. Bunga kemudian menikah dengan Azwar, kemudian Bunga mampu bertahan dan tegar menghadapi masalah. Akhir cerita, Bunga mampu meraih cita-citanya untuk kuliah di kedokteran. Ini adalah kebahagiaan yang tak terhingga baginya setelah mengalami hantaman banyak masalah (hlm 286).

Pada intinya, buku setebal 308 halaman ini berpesan untuk mencapai kebahagiaan harus melalui berbagai macam ujian. Jika manusia tabah dan tegar menghadapi ujian itu, kemungkinan besar akan berakhir bahagia. Agar bisa tabah dan tegar, diperlukan cinta sebagai pendorong menggerakkan pikiran dan langkah ke arah yang positif.

Diresensi Rahmah Farihatus Sholihah, Penikmat buku

Judul buku : Bunga-Bunga Kertas
Penulis : Khusnul Khotimah
Penerbit : Safirah
Cetakan : I, Juni 2012
Tebal : 308 halaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA