Kamis, 09 Agustus 2012

Islam Anti Kekerasan

Oleh: Muhammad Rajab*
            Fenomena kekerasan antarumat agama akhir-akhir ini menjadi perbincangan menarik di berbagai media. Di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia konflik antarsesama umat beragama masih terjadi. Kondisi ini tentu dapat menggaggu stabilitas sosial dan kekhusuan dalam beragama.
            Islam sebagai agama yang hanif tidak menghendaki terjadinya aksi kekerasan. Karena kekerasan hanya akan merusak hubungan yang harmonis antarsesama serta dapat merusak tali silaturrahim. Padahal Allah SWT telah mengisyaratkan dalam al-Quran bahwa dalam hidup kita harus mampu membangun hubungan baik dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan baik dengan manusia (hablumminannas).Allah berfirman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali Imran: 112)
Saat ini Citra umat Islam, khususnya di Indonesia. Stigma negatif terhadap umat Islam ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Agama yang dibawa Nabi Muhammad ini sama sekali tidak mengajarkan kekerasan terhadap umatnya. Islam adalah agama yang harmonis, cinta damai, dan sangat menghargai perbedaan, sekalipun beda agama.
            Dalam beberapa ayat al-Quran telah banyak dijelaskan bahwa Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia untuk memilih agama dan keyakinan mereka. Perintah dakwah dalam al-Quran tidak memaksakan da’i (orang yang berdakwa) untuk memaksa mad’u (orang yang didakwahi) untuk mengikuti ajakan tersebut, apalagi sampai menggunakan kekerasan. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman: Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu tampakkan dan apa yang kamu sembunyikan,” (QS. al-Maidah: 99)
            Ayat di atas sudah jelas bahwa tugas seorang rasul dan para da’i adalah menyampaikan risalah Allah SWT tanpa disertai dengan pemaksaan dan kekerasan. Abu Ja’far menjelaskan yang termaktub dalam kitab tafsir at-Thobari bahwa ayat di atas mengemukakan tentang kewajiban seorang rasul yang hanya menyampaikan saja, jika orang yang diajak menerima dan ta’at maka Allah akan memberi pahala baginya, tapi jika mereka berma’siat (mengingkari) maka Allah akan memberikan adzabnya kepada mereka.
            Dalam perjalanan sejarah Rasulullah SAW bisa kita lihat bahwa Nabi dalam berdakwah tidak pernah menggunakan kekerasan. Beliau lebih mengedepankan cinta kasih serta saling menghormati tanpa ada pemaksaan. Ketika Rasulullah SAW pertama kali hijrah ke Madinah, beliau mampu mempersatukan dua suku besar yang saling bermusuhan yakni Suku Auz dan Suku Khazraj. Dengan bersatunya dua suku besar Madinah ini kemudian banyak di antara mereka yang kemudian masuk Islam.
            Terlepas apakah fenomena terorisme adalah propaganda Yahudi atau tidak, Islam sangat menjunjung perdamaian. Islam sebagai agama agung yang diridhoi Allah SWT membawa misi sesuai dengan misi kemanusiaan. Bukti lain yang menguatkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin adalah Islam telah mampu menghapus perbudakan dan penindasan yang terjadi pada zaman jahiliyah. Salah satu kebiasaan masyarakat jahiliyah yang tidak manusiawi adalah mengubur bayi perempuan mereka hidup-hidup, yang kemudian Islam datang mampu menghapus semua tindak kebejatan tersebut.

Menghargai Perbedaan
            Kasus-kasus kekerasan atas nama agama yang saat ini marak terjadi itu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai Islam. Islam sebagai agama yang agung telah memberikan isyarat kepada manusia dalam al-Quran untuk menghargai perbedaan dan menjalin hubungan baik dengan orang lain termasuk dengan yang beda agama sekalipun jika mereka (orang non muslim) tidak memerangi kita. Dalam al-Quran Allah menjelaskan, Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. (QS. an-Nisa’: 90)
            Ayat lain yang mengemukakan tentang perlakuan baik dan adil kepada orang-orang non muslim adalah, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah: 8).
            Isyarat al-Quran tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa Islam adalah agama yang sangat menghormati perbedaan.  Dalam al-Quran surat al-Kafirun ayat 1-6 adalah gambaran betapa Islam memberikan kebebasan kepada umat manusia untuk menghargai perbedaan keyakinan. Hal ini tidak lain hanya untuk menebarkan sebuah kedamaian di muka bumi ini, karena Islam adalah rahmatan lil’alamin.  
Sikap saling menghargai dan saling menghormati sama lain tersebut akan mendukung terwujudnya misi perdamaian dan keharmonisan yang dijunjung oleh Islam. Misi mulia Islam ini telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat pada masanya dahulu. Suatu hari ketika setiap kali Rasulullah SAW berangkat ke masjid beliau selalu diludahi oleh salah saorang kafir Quraisy. Namun pada hari keempat Rasulullah SAW mendapatinya tidak ada yang meludahi lagi, kemudian beliau bertanya kepada para tetangganya tentang orang tersebut. Ternyata dia sakit, dan kemudian orang yang pertama kali menjenguk orang tersebut adalah Rasulullah. Berkat kelembutan hati Rasulullah SAW itulah orang tadi menyatakan masuk Islam.
Dengan demikian, sudah semestinya umat Islam saat ini memahami kembali tentang misi Islam yang sesungguhnya agar terhindar dari tindak-tanduk kekerasan. Karena dengan ini agama Islam sebagai rahmatan lil’alamin akan terwujud di muka bumi ini. Wallahu a’lam bissawab.


           
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA