Jumat, 10 Agustus 2012

Berdamai di Tengah Perbedaan

Judul buku        : Merajut Kebersamaan dalam Keragaman
Editor               : Denny Mizhar dan Hasnan Bachtiar
Penerbit            : ReSIS Literacy
Cetakan I         : Maret 2010
Tebal                : 191 halaman
Peresensi          : Muhammad Rajab

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam etnis, bahasa, budaya, golongan bahkan agama. Atau singkatnya bisa  disebut sebagai negara multikultur. Keragaman tersebut tak jarang menimbulkan respon dan sikap negatif di tengah-tengah masyarakat. Sehingga memacu terjadinya berbagai macam konflik, baik konflik batin maupun konflik fisik.
Indonesia yang sangat kaya dengan budaya tersebu memang sangat rentan terhadap konflik dalam proses intraksi budaya, jika pemahaman akan keragaman tidak tertanam sejak dini. Karena dalam kenyataannya yang obyektif, perbedaan warna kulit sering menjadi pemicu kesalahpahaman. Tidak hanya permasalahan warna kulit, persoalan bahasa, kesukuan, budaya juga menambah komleksitas fakta keragaman.
Munculnya berbagai macam respon sikap atas keragaman ini memang sudah sangat mungkin terjadi dalam masyarakat. Karena memang, sifat dan karakter seseorang berbeda dengan orang lain. Namun demikian, bukan berarti sikap negatif tersebut tidak bisa dikendalikan. Banyak cara yang bisa digunakan untuk merajut sebuah kebersamaan dan persatuan. Salah satunya menurut buku ini adalah dengan melalui pendidikan.
Atas dasar itulah, nilai-nilai toleransi atas keragaman identitas itu penting untuk ditanamkan pada masyarakat. Proses penanaman nilai ini bisa dilakukan melalui melalui agenda pendidikan lintas budaya (multikultur). Karena melalui pendidikan, pembentukan manusia bermula. Dalam pendidikan, anak didik diupayakan benar-benar mengerti betapa Islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin. (hal.ix)
Yonki Karman menilai pendidikan lintas budaya merupakan sebuah konsep cemerlang untuk meredam konflik dan memupuk perdamaian. Pendidikan lintas budaya tersebut merupakan sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan kepada peserta didik. Bukan pendidikan yang mengajarkan kebanggaan terhadap golongannya sendiri-sendiri dan menjelekkan golongan lain yang berbeda dengan dirinya. Pasalnya, tak jarang kita menemukan lembaga pendidikan yang terlalu mengajarkan fanatisme terhadap golongannya.
Pendidikan memiliki peran penting dalam mentransormasikan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, saling menghargai, lebih-lebih pendidikan agama. Karena agama adalah kepercayaan yang dianut dan diyakini menjadi landasan hidup dalam bermasyarakat. Pendidikan agama dapat dijadikan sebagai media penyebaran strategis demi terciptanya harmoni dalam perbedaan.
Asumsi mendasar buku ini menjelaskan mengapa pendidikan memegang peranan penting adalah bahwa anak merupakan investasi masa depan yang akan meneruskan perjuangan bangsa. Untuk itu nilai-nilai kebersamaan dan toleransi dalam bermasyarakat perlu ditekankan kepada seluruh peserta didik, baik itu dalam keluarga maupun sekolah.
Tidak salah kalau Ki Hajar Dewantara mengatakan, bahwa salah satu asas pendidikan adalah asas kemerdekaan. Pemaknaan kemerdekaan dalam konteks ini adalah bagaimana sebuah bangsa tidak memperjuangkan kepentingan-kepentingan pribadi maupun golongan.
Menurut Paulo Freire, bahwa tujuan pendidikan sebenarnya adalah memanusiakan manusia. Artinya bagaimana seorang manusia diharapkan melalui pendidikan bisa melihat dan menilai manusia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak pandang apakah manusia tersebut berbeda dengan kita, baik secara budaya, bahasa, bahkan agama.
Penanaman akan pentingnya kebersamaan dalam perbedaan hendaknya menjadi prioritas pendidikan saat ini. Pasalnya, saat ini Indonesia benar-benar membutuhkan generasi yang benar-benar mampu menghadapi banyaknya perbedaan. Karena arus globalisasi tidak menutup kemungkinan akan membawa dampak terhadap munculnya berbagai macam paham dan golongan.
Buku ini berusaha menjelaskan bagaimana menanamkan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan kepada peserta didik. Menariknya, buku yang diedit oleh Denny Mizhar dan Hasnan Bachtiar ini juga memuat kisah-kisah inspiratif yang bisa dijadikan contoh penerapan kebersamaan dan persatuan dalam keberagaman hidup.
Pada intinya buku ini kita untuk melihat perbedaan dan keragaman secara positif, seperti sebuah taman, akan terasa indah jika dihuni oleh bumi beraneka warna. Demikian pula kehidupan. Di luar perbedaan itu semua manusia adalah sama. Sejumlah cerita yang telah disajikan buku ini terkadang membuat kita tersenyum dan merenung.  Sehingga buku ini sudah selayaknya menjadi rujukan para guru khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA