Sabtu, 24 Januari 2009

RAMADHAN DAN FENOMENA SINETRON

Oleh: Muhammad Rajab*

Televisi merupakan sajian utama bagi mayoritas anak-anak sekarang. Dunia anak saat ini, baik di kota maupun di desa sudah mulai diserang oleh teknologi televisi. Bahkan, televisi menjadi teman makan dan tidur serta sebagai pengisi ruang dan waktu kosong.
Adapun tayangan-tayangan yang marak ditayangkan di stasiun televisi saat ini sudah tidak mendidik lagi. Akibat yang akan ditimbulkan dari tayangan tersebut tidak lagi menjadi perhatian utama. Akan tetapi uanglah yang menjadi focus utamanya, yang penting laris di pasaran mereka berani menayangkannya walaupun efeknya tidak baik bagi anak-anak dan masyarakat.
Kalau di luar bulan Ramadhan tayangan-tayangan televisi seperti sinetorn sangat jauh dari nilai-nilai religiusitas. Adapun pada bulan Ramadhan kali ini tayangan sinetron sudah berubah, seperti yang awalnya, wanita artis senetron tidak menutup aurat, di bulan ramadhan wanitanya menutup auratnya dengan menggunakan jilbab, walaupun masih mini.
Seakan mereka hanya mengaku dirinya sebagai orang Islam pada bulan Ramdhan saja. Sebab selain bulan ramadhan, para artis film berani membuka dan menjual harga dirinya dengan membuka aurat mereka di depan publik.
Perlu di sadari bersama, bahwa Islam adalah agama yang universal. Artinya, Islam adalah agama yang cocok diterapkan di setiap tempat dan waktu. Tidak pandang itu di Indonesia maupun di luar Indonesia, di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Akan tetapi mayoritas kalangan muslimin tidak menyadari akan universalitas Islam tersebut. Sehingga mereka membatas-batasi Islam, seperti orang yang hanya takut kepada Allah ketika hanya di masjid, dan di luar itu berani melanggar larangan Allah.
Terkait dengan sinetron-sinetron religi yang pada bulan Ramadhan ini marak ditayangkan di stasiun televisi. Ini merupakan salah satu bentuk penyempian makna Islam. Kenapa sinetron-sinetron seperti ini hanya di bulan ramadhan saja, tidak pada bulan-bulan yang lain. Akankah ini hanya sensasi dan cari perhatian masyarakat saja agar laku dan layak jual di tengah-tengah para penggemar televisi?.
Seyogyanya, tayangan-tayangan tersebut tidak hanya ditaangkan di bulan Ramadhan saja. Akan tetapi pada bulan-bulan lain juga perlu ditayangkan. Sebab, jika kita melihat tayangan-tayangan sinetron yang ada saat ini sungguh sangat jauh dari nilai-nilai moralitas, mulai dari pergaulan antar lawan jenis, anatara anak dengan orang tua hubungan seseorang dengan yang lain.

*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA