Sabtu, 24 Januari 2009

ELPIJI NAIK, RAKYAT TERCEKIK

Oleh: Muhammad Rajab*
Beberapa bulan yang lalu harga BBM naik sebesar 30 persen. Harga bensin sebelum kenaikan BBM tersebut 4.500 rupiah menjadi 6.500 rupiah. Kenaikan ini pada akhirnya berimplikai terhadap naiknya tarif transportasi, baik transportasi laut maupun darat. Selain itu harga minyak tanah pun juga naik, sehingga menjadikan para pengguna kompor minyak keteteran dalam memnuhi kebutuhan sehari-harinya untuk memasak. Kemudian Presiden SBY memberikan kebijakan untuk mengalihkannya kepada gas elpiji.
Tak lama berjalan penggunaan elpiji di sebagian kalangan masyarakat, bulan juli kemarin harga elpiji dinaikkan lagi sebanyak 17 persen. Dari yang harga sebelum kenaikan 56 ribu pertabung yang kapasitasnya 12 kilogram menjadi 63 ribu pertabungnya. Dan bulan agustus ini, PT pertamina menaikkan harga elpji lagi sebanyak 9 persen, dari harga 63 ribu rupiah untuk yang 12 kg, menjadi 69 ribu rupiah. Bahkan, di sebagian pengecer ada yang berani menjual gas elpiji lebih besar dari kebijakan yang sudah ditetapkan tersebut.
Kenaikan harga Elpiji tersebut menjadikan masyarakat semakin hari semakin tertekan dan tak mampu mengimbangi arus naiknya harga tersebut. Apalagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka tak dapat jalan lagi untuk keluar dari problem seperti ini.
BLT yang dicanangkan pemerintah hingga saat ini masih belum menyeluruh dan belum terbagi rata terhadap masyarakat miskin. Kalaupun dapat bantuan BLT, belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kondisi mereka semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Apalagi selain kenaikan harga BBM dan gas elpiji, harga-harga bahan pokok juga ikut naik, khususnya menjelang ramadhan ini. Sehingga masyarakat tidak mampu lagi hidup sejahtera. Kalaupun mampu, mungkin hanya mereka yang berpenghasilan tinggi. Belum lagi biaya pendidikan yang setiap tahunnya meningkat. Mau dibawa kemana rakyat ini?
Pemerintah harusnya introspeksi diri, dan melihat ke bawah bagaimana rakyat menangis dan tercekik. Jangan seenaknya sendiri menaikkan harga tanpa memperhatikan kondisi masyarakat di bawah. Dulu pemerintah pernah menjanjikan untuk tidak menaikkan harga BBM, namun nyatanya bulan kemarin BBM dinaikkan kembali. Di mana kredibilitas pemerintah?.
Melihat kondisi masyarakat yang demikian tercekik dan terpuruk dengan naiknya harga BBM dan gas elpiji serta bahan-bahan pokok tersebut, pemerintah hendaknya memberikan solusi yang terbaik bagi rakyat, agar beban rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sedikit terkurangi. Entah itu dengan menambah lapangan pekerjaan atau solusi yang lain yang sekiranya benar-benar dapat membantu masyarakat miskin dalam mengatasi permasalahan tersebut.

*Penulis: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA