Sabtu, 24 Januari 2009

RAMADHAN, AJANG INTROSPEKSI BANGSA

Oleh: Muhammad Rajab*

Sudah bebrarapa hari kita melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tak terasa kita sudah melangkahi hari-hari pertama yang indah di bulan Ramadhan ini. Namun, satu hal yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut, sudahkah kita menjadikan ibadah puasa kali ini benar-benar ibadah yang dapat memberikan pengaruh kepada kehidupan sosial?.
Sebab, jika kita telusuri lebih jauh lagi, ibadah puasa tak hanya ibadah yang dapat meningkatkan kualitas spiritual seseorang. Akan tetapi ibadah puasa juga merupakan ibadah sosial. Dalam artian bahwa di dalam ibadah puasa terdapat kandungan dan makna sosial yang belum tentu ada pada ibadah-iabdah yang lain.
Jika bulan Ramadhan kali ini kita kaitkan dengan kondisi sosial bangsa yang semakin morat marit, maka sangat cocok sekali kalau bulan Ramadhan ini dijadikan satu kesempatan emas bagi bangsa untuk introspeksi. Sebab, jika kita lihat kondisi sosial bangsa saat ini semakin morat-marit dan tidak karuan.
Beberapa bulan yang lalu kasus pembunuhan berantai Riyan terjadi di negeri ini. Belum lagi kasus kemiskinan yang menimpa rakyat Indonesia. Semua bentuk kasus dan tindak asosila tersebut merupakan satu bukti yang menunjukkan bahwa Negara Indonesia sedang dilanda dengan krisis sosial.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten bahwa jumlah kemiskinan mengalami kenaikan. Tahun 2006 tercatat 786.700 keluarga miskin, dan pada awal tahun 2008 meningkat menjadi 886.000 keluarga. Jika satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan satu anak, maka jumlah orang miskin di Banten mencapai 2.685.000 orang, dari 9,5 juta penduduk Banten.
Bahkan, menurut Tim Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Tim P2E-LIPI) memperkirakan warga miskin tahun 2008 ini akan bertambah menjadi 41,7 juta orang (21,92 persen). Lonjakan ini akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sebanyak 28,7 persen.
Melihat kondisi sosial Indonesia di atas, maka perlu ada introspeksi guna memperbaiki kondisi bangsa menuju yang lebih baik. Dan untuk itu Ramadhan kali ini sebaiknya selain dijadikan sebagai ibadah untuk meningkatkan kualitas spiritual seseorang, juga seharusnya dijadikan sebagai ibadah yang dapat meningkatkan kepekaan sosial.
Maka, seharusnya bagi pemeluk bangsa, khususnya pihak pejabat tinggi negara yang memegang otoritas tertinggi di negeri ini untuk menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan introspeksi guna memperbaiki kualitas sosial bangsa. Selain itu, pada bulan Ramadhan ini juga hendaknya diperbanyak kegiatan dan amal-amal sosial, seperti membantu orang miskin dan lain sebagainya.

*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kOMENTAR ANDA